Saya bersyukur menjadi salah satu ibu yang diberi kepercayaan oleh sang khalik merasakan indah nya titipan itu,walau pada langkah selanjutnya ada tangis di setiap perjalanannya.Anakku lahir normal ,berwajah tampan,berkulit putih menurut tetanggaku ,kok kaya bukan anaknya ya ,aku hanya tertawa karena gurauan tersebut.
Saat memasuki usia 8 bulan anakku terjatuh dari tempat tidur, beberapa jam kemudian mengalami demam tinggi hingga akhirnya harus di rawat di rumah sakit.Seminggu di rawat karena di vonis infeksi dengan telinganya sehingga menimbulkan demam yang berkepanjangan.Singkat cerita anakku mengalami kemunduran si kecil tak mengeluarkan sepatah kata pun dari bibir yang mungil.Biasa bu kalau anak pertama biasanya telat ngomong,dan aku terlena dengan ucapan itu.Hingga memasuki usia 4 tahun anakku sama sekali tak mengeluarkan sepatah kata pun alias gagu,saya akhirnya tersadar ada yang salah .Saya dan suami mulai melirik segala macam cara dan akhirnya berakhir di salah satu rumah sakit pemerintah yang jaraknya cukup jauh dari rumah dengan berkendara roda dua jarak tempuh bisa dua jam.Melalui diagnosa yang panjang ,anakku di vonis Autisme ringan,saat mendengar itu saya shock dunia rasanya bergoyang,ya Tuhan anak setampan ini.Walaupun tak bisa menerima kenyataan kami akhirnya mengusahakan yang terbaik,kami menjalani terapi selama hampir lima tahun.Saya menyekolahkan di tempat sekolah Umum dari TK sampai SMK ,tak pernah sedikit pun saya lepas untuk mengawasinya bahkan sejak masuk SD saya harus berdiri di depan kelas dari saat masuk sampai pulang sekolah selama 6 tahun.Alhamdulilah anakku termasuk kategori anak cerdas sehingga tak pernah tinggal kelas.Sekarang si kecil ku sudah lulus sma ,tumbuh jadi anak yang mandiri ,namun ada gundah yang terlukis sanggupkah dia bersaing di dunia yang penuh persaingan ini.Sanggupkah dia melangkah sendiri seandainya ayah dan bundanya tak ada lagi disisinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar